PENGABDIANKU
Hidup ditengah-tengah
masyarakat yang suku dan agamanya berbeda tidak terbayang bagiku sebelumnnya. Berangkat dari keprihatinan mengenai kondisi pendidikan di Indonesia, saya
ingin melakukan suatu tindakan nyata sebagai bentuk tanggungjawab moral dan
intelektual sebagai seorang sarjana untuk mengabdi dan mendidik di daerah
terdepan, terluar dan tertinggal (3T). Inilah tanah keduaku desa Sebangki
Kecamatan Sebangki Kabupaten Landak Kalimantan Barat.
Sungguh pengalaman yang tak ternilai harganya bagiku
mengabdi di SMP Negeri 1 Sebangki, bukan hanya mengajar tetapi saya juga
belajar tentang bagaimana bersosialisasi dengan masyarakat yang asing bagiku
sebelumnya. Dari sinilah aku sadar betapa kayanya Indonesia akan berbagai macam
suku dan budaya. Tidak seperti yang orang ceritakan bahwa orang suku Dayak
“seram dan kejam”, justru sebaliknya.
Kesempatan mengabdi disini tidak akan aku sia-siakan
begitu saja, aku harus bersosialisasi dengan masyarakat untuk bisa mendapatkan
pengalaman yang lebih tentang suku dayak disini. Banyak pengalaman yang aku
dapatkan selama disini seperti belajar bahasa dayak kanayatn (Ahe), upacara
sembahyang padi “Nabo Uma”, upacara mengobati orang sakit “Badendo”, Gawai padi
suku dayak “Naik Dango”, Babore, Sarama, Balala’, dan lain-lain.
Keprihatinan akan pendidikan disini bisa terobati mana
kala siswa-siswi disini tersenyum ceria dengan kegiatan sekolah yang meliputi
Pramuka, Voli dan Les Komputer. Walaupan Sekolah kami berada jauh dari
perkotaan tetapi puji syukur pada bulan Desember kemarin kami telah mendapatkan
fasilitas sarana dan prasara yang meliputi komputer sebanyak 18 unit. Sehingga
dengan demikian langkah kerja untuk praktikum pun semakin mudah, siswa bisa faham
dan tanggap terhadap materi TIK yang diajarkan. Kesadaran akan kedisiplinan
memang sangat kurang sehingga terkadang siswa mengekspresikannya ke arah hal
yang lain. Jarak tempuh yang cukup jauh terkadang menjadi kendala para guru
untuk mengajar.
Pengabdian di daerah 3T ini saya lakukan dengan
sungguh-sungguh dan senang hati, belajar bersama dengan anak-anak polos yang
haus akan ilmu pendidikan. Pertama kali mengajar disini pernah ditakuti oleh
beberapa siswa karena mereka kira bahwa saya adalah seorang teroris, kata
mereka “aku kira pak Adib tu teroris karena berjanggot”, hehehe maklum fikiran
anak-anak. Tetapi setelah seminggu bersama dengan mereka malah mereka yang suka
bercanda dan bahkan sering menemani tidur di rumah dinas Sekolah.
Suatu ketika saya mencoba bermain ke rumah siswa agar
tahu kondisi masing-masing siswa, ternyata sungguh luar biasa perjuangan mereka
yang setiap hari harus naik turun bukit melewati jalan setapak di area persawahan,
hutan belantara dan ladang yang tak kurang dari 4 km. Jika sudah tiba musim
buah seperti durian banyak siswa yang setiap hari membawakan oleh-oleh buah
durian untukku. Baru pertama kali ini setiap hari saya makan tak kurang dari 10
buah durian hadiah dari murid-muridku yang baik hati, di Jawa tidak pernah makan
buah durian sebanyak itu dalam sehari karna harganya kali ya yang tidak
cocok.Hehehe
Hari-hariku terisi penuh oleh kegiatan sekolah dari
mulai pagi sampai sore hari. Oleh Kepala sekolah, saya dipercaya untuk mengajar
mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bahasa Indonesia, dan
Pendidikan Agama Islam. Mulai dari pagi pukul 06.00 membuka pintu sekolah,
selanjutnya kegiatan belajar mengajar sampai pukul 12.10 dan pukul 13.00
kegiatan Les komputer sampai pukul 17.00. Les komputer siswa pada hari Senin,
Selasa dan Rabu sedangkan hari Kamis untuk les komputer para Guru dan
masyarakat sekitar. Sedangkan hari jumat sore kegiatan ekstra Voli putra dan
putri, kemudian hari Sabtu untuk kegiatan ekstrakurikuler Pramuka.
Ketika bulan Ramadhan tiba suasana puasa terasa
bagiku, membuat suatu program buka puasa bersama dengan siswa-siswa. Antusias
bukan hanya dari yang menjalankan ibadah puasa, tetapi yang nonmuslim pun ikut
berpartisipaasi dalam kegiatan tersebut. Membuat makanan bersama, membuat
minuman, dan menyediakan untuk kami yang berpuasa.
Tanggal satu syawal adalah hari kemenangan bagi umat
muslim, hari lebaran. Aku bingung apa yang harus aku lakukan dihari yang
istimewa ini. Mungkin di kampung, saudara sudah berkumpul, membuat hidangan
ketupat spesial untuk hari raya. Tetapi apa yang harus aku lakukan ketika aku
berdiri sebatang kara hidup ditengah-tengah masyarakat yang mayoritas
nonmuslim?. Hatiku berkata, aku bukan sendirian!!!masyareakat disini adalah
keluaragaku semua. Hari raya kurang dua hari aku belanja bahan makanan ke
pontianak, dan pada malam takbir aku membuat banyak masakan untuk dihidangkan
keesokan harinya. Sungguh sangat menyentuh hati ketika warga saling silih
berganti datang ke rumah dinas yang aku tempati dan mengucapkan selamat hari
raya idul fitri seraya mencicipi masakan yang telah aku buat, dari anak kecil,
muda-mudi, ibuk-ibuk, orang dewasa, kepala dusun, dan pak camat sedia datang
sebagai rasa toleransi antar umat beragama.
Terimakasih kepada masyarakat suku dayak yang telah
menerima aku sebagai bagian dari keluarga mereka. Mengabdi di SMP Negeri 1
Sebangki ini, dari membuka pintu sekolah sampai menutup pintu sekolah adalah
ketulusan hatiku untuk mengabdi pada Negara dalam dunia pendidikan. Dan setahun
saya mendidik, semoga menjadi inspirasi bagi hidup mereka.
(Ahmad Muadib, S.Pd SM-3T Unnes SMP Negeri 1
Sebangki, Landak, Kalimantan Barat)
Sands Casino - New Jersey | New Jersey's Top Casino
BalasHapusEnjoy your best Vegas gambling experience at งานออนไลน์ Sands Casino! New Jersey's top rated online casino 샌즈카지노 offers tons videodl.cc of games, Phone: 1-800-522-4700